Ket foto : foto ilustrasi
Soppeng, - Salah satu warga kelurahan botto soroti Program bantuan beras 20 kg yang digulirkan pemerintah beberapa waktu lalu untuk membantu masyarakat miskin menuai sorotan tajam. Kamis, (4/9/2025)
Sebut saja TR (namanya ingin di inisialkan) warga jalan kesatria, kelurahan botto, kabupaten Soppeng, merasa kecewa dengan pemerintah kelurahan, dikarenakan beliau sudah dipanggil oleh pihak kelurahan untuk datang berfoto di kantor lurah botto, namun tidak mendapatkan pembagian beras
" Saya itu hari di hubungi lansung oleh pak lurah botto , terus saya disuruh foto di samping karung yang berisikan beras, setelah saya difoto saya pulang tidak diberikan beras " bebernya pada media ini dengan nada sedikit kecewa
TR menilai bahwa masalah ini disebabkan oleh kesalahan dalam pendataan penerima bantuan, kurang transparansi, dan tidak efektifnya sistem penyaluran bantuan.
“Bantuan beras ini sangat kami butuhkan pak, biasanya kalau sudah difoto bersama berasnya, itu lansung dibawa pulang tapi ini tidak, hanya difoto saja " tambahnya
Diwaktu yang hampir bersamaan, media ini menghubungi lurah botto melalui via WhatsApp yakni ' H. Munadir ' ia mengatakan " Tabe , TR itu baru di masukkan pengusulan tuk dpt bantuan beras berikutx sesuai hasil klarifikasi dr kelurahan, Masalah dapat berasnya insya allah kami ushakan secepatnya hari senin atau selasa " katanya
" Sebenarnya kuota tuk tambahan dpt bantuan beras sangat terbatas, tapi karena TR sdah lama aku kenal ' jadi aku coba hubungi dan input datanya ternyata bisa masuk karena sistem yg di pakai Dinsos ada yg namanya Desil "
Ia menambahkan " Nahh TR masuk Desil 5 jadi bisa dapat bantuan, Desil 1 sd 5 bisa di usulkan , Tapi Desil 6 sd 10 tdk bisa, Jadi kami dari Kelurahan mencari data warga yang bisa di usulkan " tutupnya
Sampai berita ini diturunkan, Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan transparansi dalam penyaluran bantuan beras untuk memastikan bahwa bantuan sampai kepda yang berhak serta dapat membantu masyarakat miskin dan rentan secara ekonomi tentunya
(Red)